Terima kasih masih penasaran dengan cerita saya sebelumnya :))
Ok, saya lanjutkan.
Langsung aja. Berikut ini beasiswa-beasiswa yg tidak sempat saya apply:
Ok, saya lanjutkan.
Langsung aja. Berikut ini beasiswa-beasiswa yg tidak sempat saya apply:
1. Global Undergraduate Exchange Program (Global UGRAD)
Program ini non-degree ke Amerika yang diselenggarakan oleh AMINEF buat mahasiswa S1 yang sudah menyelesaikan semester 1 hingga mahasiswa semester 5. Berlangsung selama 1 semester atau bisa juga 1 tahun. Berikut link-nya http://www.aminef.or.id/index.php/download.
Untuk deadline programnya bisa dilihat di http://www.aminef.or.id/index.php/program-deadlines. Karena AMINEF tidak hanya memiliki satu program beasiswa, silahkan cek program lainnya di link tersebut. Ada program untuk master degree, doctoral degree, research, dan lain-lain.
Program ini non-degree ke Amerika yang diselenggarakan oleh AMINEF buat mahasiswa S1 yang sudah menyelesaikan semester 1 hingga mahasiswa semester 5. Berlangsung selama 1 semester atau bisa juga 1 tahun. Berikut link-nya http://www.aminef.or.id/index.php/download.
Untuk deadline programnya bisa dilihat di http://www.aminef.or.id/index.php/program-deadlines. Karena AMINEF tidak hanya memiliki satu program beasiswa, silahkan cek program lainnya di link tersebut. Ada program untuk master degree, doctoral degree, research, dan lain-lain.
2. The Bachelor of Arts in Communication Management - English program
Program ini merupakan beasiswa exchange 1 semester di Faculty of Communication Arts Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand. Pendaftaran biasanya dibuka antara pertengahan Januari - akhir Maret tiap tahunnya. Berikut link-nya http://www.inter.commarts.chula.ac.th/asean-scholarship.html.
3. Bayer Young Environmental Envoy (BYEE) program
Seperti namanya, program ini terkait dengan lingkungan. Pendaftaran sudah dibuka bulan April (gak tau kalo sebelumnya juga sudah dibuka, soalnya saya taunya pas April), dan biasanya ditutup awal Mei. Program ini tahunan, dan sudah berlangsung sejak tahun 2004. Salah satu syarat pentingnya yaitu mengirimkan proposal proyek lingkungan yang kemudian akan diseleksi untuk mengikuti BYEE Eco-Camp. Di akhir acara, peserta akan diminta untuk presentasi. Dua finalis terbaik akan berkesempatan ke Jerman untuk study trip selama 6 hari. Berikut link-nya http://www.byee.bayer.com/en/Indonesia.aspx.
4. TCI (Thiess Contractors Indonesia) Undergraduate Program
Ini nih beasiswa yang sayang untuk dilewatkan. Dan kenapa saya lewatkan??? *bertanya dalam hati* Program ini dikhususkan untuk mahasiswa yang akan memulai semester 6 (sudah menyelesaikan semester 5) tiap tahunnya. Waktu itu saya sudah tau info pembukaan pendaftaran pada bulan Agustus, sementara deadline-nya November. Waktu yg cukup lama untuk mempersiapkan berkasnya. Buat yg IPK-nya kurang dari 3.00, jangan berkecil hati karena program ini mensyaratkan IPK minimal 2.75 out of 4.00! Beasiswa yg ditawarkan sebesar Rp 6 juta/semester, dan maksimal diberikan selama 2 semester! Jumlah yang gak kecil kan? Apalagi setelah lulus, bisa dapet kesempatan buat ikut Graduate Development Program-nya PT. Thiess, yang salah satu kesempatannya bisa lanjut studi di universitas Australia. Silakan intip website-nya di http://www.thiess.co.id/gdp/undergraduate.html.
Sebenarnya masih banyak beasiswa yg gak saya apply karena alasan ga mutu: sibuk dan malas. Tapi takut pada bosen baca, sementara inti cerita juga belum nyampe.
Jadi, kalo gak salah bulan April saya mulai ikut kurus Bahasa Jepang. Kenapa? Alasannya aneh. Saya iri temen-temen saya pada sibuk kursus bahasa Inggris, seakan mereka berusaha lebih maju daripada saya. Ini bikin saya minder dan mengambil keputusan untuk ikutan les bahasa asing juga. Tapi kenapa Bahasa Jepang? Kan bahasa Jepang ada 3 macam huruf: hiragana, katakana, dan kanji. Bukannya sulit? Kenapa gak bahasa Inggris aja? Mohon maaf sebelumnya, tapi terus terang saya sudah bosan ikut les bahasa Inggris sejak kelas 3 SD cawu III. Sampai Desember 2011 lalu saya pun masih ikut les Bahasa Inggris yg Conversation Class. Saya butuh bahasa baru. Saya cari info biaya les bahasa asing, dan semuanya mahal-mahal pake banget :| Bahasa Jerman, Belanda, Korea semua mahal! Rp 300k mana dapet! Teman saya, Bentar, les bahasa Jepang privat. Saya coba tanya, dan ternyata biayanya sekitar Rp 300k lebih. Lumayan. Pas lagi jalan-jalan ke mal, ada acara gitu dan nemu stand Lembaga Bahasa Jepang. Saya ambil brosurnya, dan tau gak 1 level biayanya cuma Rp 200k + uang pendaftaran Rp 20k! 1 level ada 24x pertemuan. Bener-bener murah kan? *malah promosi* Seakan dituntun Yang Maha Kuasa, saya pun ikut les disitu.
Gatau kenapa, sejak ikut les bahasa Jepang (eh, sensei-nya ngajarnya enak lho! terutama Wulan-sensei), banyak banget program-program yang berhubungan dengan Jepang bermunculan. Entah karena dulu saya gak gitu ngelirik Jepang karena lebih minat Eropa buat ketemu bule-bule ganteng #eh. Atau entah-entah yg lain. Nah, ada program Goi Peace Foundation - UNESCO: International Essay Contest for Young People. Dari judulnya aja kita bisa nebak kalo ini tuh sebenernya lomba nulis essay. Tapi tunggu dulu, Goi Peace Foundation Jepang bekerjasama dengan UNESCO menawarkan hadiah menarik buat para pemenang.
Sebenarnya masih banyak beasiswa yg gak saya apply karena alasan ga mutu: sibuk dan malas. Tapi takut pada bosen baca, sementara inti cerita juga belum nyampe.
Jadi, kalo gak salah bulan April saya mulai ikut kurus Bahasa Jepang. Kenapa? Alasannya aneh. Saya iri temen-temen saya pada sibuk kursus bahasa Inggris, seakan mereka berusaha lebih maju daripada saya. Ini bikin saya minder dan mengambil keputusan untuk ikutan les bahasa asing juga. Tapi kenapa Bahasa Jepang? Kan bahasa Jepang ada 3 macam huruf: hiragana, katakana, dan kanji. Bukannya sulit? Kenapa gak bahasa Inggris aja? Mohon maaf sebelumnya, tapi terus terang saya sudah bosan ikut les bahasa Inggris sejak kelas 3 SD cawu III. Sampai Desember 2011 lalu saya pun masih ikut les Bahasa Inggris yg Conversation Class. Saya butuh bahasa baru. Saya cari info biaya les bahasa asing, dan semuanya mahal-mahal pake banget :| Bahasa Jerman, Belanda, Korea semua mahal! Rp 300k mana dapet! Teman saya, Bentar, les bahasa Jepang privat. Saya coba tanya, dan ternyata biayanya sekitar Rp 300k lebih. Lumayan. Pas lagi jalan-jalan ke mal, ada acara gitu dan nemu stand Lembaga Bahasa Jepang. Saya ambil brosurnya, dan tau gak 1 level biayanya cuma Rp 200k + uang pendaftaran Rp 20k! 1 level ada 24x pertemuan. Bener-bener murah kan? *malah promosi* Seakan dituntun Yang Maha Kuasa, saya pun ikut les disitu.
Gatau kenapa, sejak ikut les bahasa Jepang (eh, sensei-nya ngajarnya enak lho! terutama Wulan-sensei), banyak banget program-program yang berhubungan dengan Jepang bermunculan. Entah karena dulu saya gak gitu ngelirik Jepang karena lebih minat Eropa buat ketemu bule-bule ganteng #eh. Atau entah-entah yg lain. Nah, ada program Goi Peace Foundation - UNESCO: International Essay Contest for Young People. Dari judulnya aja kita bisa nebak kalo ini tuh sebenernya lomba nulis essay. Tapi tunggu dulu, Goi Peace Foundation Jepang bekerjasama dengan UNESCO menawarkan hadiah menarik buat para pemenang.
- Juara 1: dapet sertifikat dan uang sebesar 100.000 Yen (1 Yen sekitar 100 rupiah) untuk 1 orang pemenang.
- Juara 2: dapet sertifikat dan uang sebesar 50.000 Yen masing-masing, untuk 2 orang.
- Juara 3: dapet sertifikat dan hadiah, untuk 5 orang.
- Honorable Mention (semacam juara harapan lah): dapet sertifikat dan hadiah, untuk 25 orang.
Seru kan? Apalagi yg juara 1 bakal diundang ke Tokyo.
Lomba ini mengharuskan nulis essay maksimal 800 kata. Ada 2 kategori: children (ages up to 14) dan youth (ages 15 - 25). Nah, saya ikut lomba ini, tapi pengumumannya baru November. Lomba ini diadakan tiap tahun kok. Bisa diliat di link berikut http://www.goipeace.or.jp/english/activities/programs/1201.html. Tahun 2012 ini sih deadline-nya akhir Juni.
Teruuuus, ada YELP (Young Environmental Leadership Program). Mengharuskan punya proyek lingkungan yg nantinya akan terus dipantau perkembangannya selama online meeting dari bulan September - Februari. Februari diundang ke Tokyo, Jepang selama seminggu buat ikut workshop + field trip. Biaya semua ditanggung sama pihak penyelenggara. Saya taunya 5 Juli 2012, deadline 19 Agustus 2012. Karena masih lama, saya gak ngurus dulu. Hehe. Berikut link-nya http://www.join-yelp.com/program1.html. Acara ini tahunan juga :)
Ada lagi lomba karya tulis Tokyo Tech Indonesian Commitment Award (TICA). Bisa perseorangan, bisa juga kelompok, tapi kalo jadi salah 1 dari 3 paper terbaik, yg bakal diundang ke Tokyo (lagi-lagi Tokyo) cuman penulis utama doang. Tapi temen-temen penulis yg satu grup masih bisa dapet hadiah plakat dan sertifikat, serta karyanya bakal dipublikasikan. Deadline-nya masih 10 Oktober 2012 lho! Lengkapnya bisa diliat di http://tica.ppitokodai.org/2012/06/17/press-release/#more-531.
Masih lomba karya tulis. Nih ada Indonesian Japan Joint Scientific Symposium (IJJSS) yg ke-5 buat tahun ini. Acara ini sudah diadakan sejak tahun 2004. Kalo yg ini kirim abstrak dulu, deadline 8 Agustus 2012. Tahun ini acaranya bakal diadakan di Chiba University. Lengkapnya http://www2.cr.chiba-u.jp/sites/ijjss2012/.
Satu lagi nih yg berhubungan dengan Jepang (dan kita sudah mulai masuk cerita inti sodara-sodara....)
Jadi Japan Overseas Cooperative Association (JOCA) ngadain program youth-exchange namanya Kizuna. Link-nya sebagai berikut:
http://www.joca.or.jp/english/activities/kizuna_asean.html.
Program ini temanya rekonstruksi dan revitalisasi daerah akibat gempa Jepang yg hebat tahun 2011 silam. Partisipan bakal diajak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan tersebut selama kurang lebih 3 bulan di Jepang, ada juga 5 bulan. Tergantung milih program yg mana, soalnya ini ada 4 tipe program. Karena masih berhubungan dengan jurusan saya (geografi dan ilmu lingkungan) dan mirip banget sama matakuliah Mitigasi Bencana, maka saya pun daftar. Apalagi semua biaya ditanggung, sampe biaya pembuatan visa (yg biasanya ditanggung sendiri)!
http://www.joca.or.jp/english/activities/kizuna_asean.html.
Program ini temanya rekonstruksi dan revitalisasi daerah akibat gempa Jepang yg hebat tahun 2011 silam. Partisipan bakal diajak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan tersebut selama kurang lebih 3 bulan di Jepang, ada juga 5 bulan. Tergantung milih program yg mana, soalnya ini ada 4 tipe program. Karena masih berhubungan dengan jurusan saya (geografi dan ilmu lingkungan) dan mirip banget sama matakuliah Mitigasi Bencana, maka saya pun daftar. Apalagi semua biaya ditanggung, sampe biaya pembuatan visa (yg biasanya ditanggung sendiri)!
Jadi ceritanya saya dapat info program itu tanggal 6 Juli 2012. Sementara deadline 20 Juli terus pengumumannya 25 Juli! Bener-bener gerak cepat nih. Soalnya ternyata programnya mulai tanggal 9 September. Saat itu saya telfon mama, soalnya ada disuruh ngisi formulir certificate of health. Mungkin kalo gada itu saya ga bakalan telfon mama, yg berprofesi sebagai perawat. Ending-ending nya mama nyuruh medical check up karna yg diisi itu harus lewat tes darah, tes urin sama rontgen Thorax (paru-paru). Baru kali itu saya medical check up di Jogja, dan baru tau kalo ternyata itu mahal yaa.. Selama ini selalu gratis kalo check up di Balikpapan sih.
Pokoknya saya niat banget ngurusin berkas-berkas yg diperlukan dan segala macemnya. Pake telfon mama buat minta didoain biar lolos juga. Sampe akhirnya tgl 19 Juli malem, saya kirim dokumen + formulir aplikasi. Pas tgl 25 Juli ternyata pengumuman diundur 2-3 hari lagi. Agak kesel sih, soalnya nungguin 5 hari buat pengumuman itu deg-degannya minta ampun. Gak sabar mulu bawaannya pengen cepet pengumuman. Tgl 28 Juli sore saya dapet email.
Saya langsung loncat girang. Akhirnya saya KETERIMA! Alhamdulillah :'D
Nah terus kenapa dong saya mulai menghidupkan blog ini?
Karena di formulir aplikasi ditanya gimana cara saya menyampaikan hasil dari program ini ke orang-orang di negara saya, kalo seandainya nanti saya keterima. Salah satu jawaban saya adalah dengan menuliskannya di blog. Padahal saat itu, blog saya isinya kosong! Nah untuk merealisasikannya saya mulai mengasah kemampuan menulis saya dengan membuat posting-an pertama untuk blog baru saya ini. Selanjutnya saya bakal update blog ini ketika saya sudah di Jepang, share pengalaman, dan sekalian nyicil tugas buat laporan akhir program tersebut.
Dengan keterimanya saya sebagai partisipan suatu program (akhirnya), saya mulai mengambil kesimpulan. Kenapa dua tahun lebih saya gagal terus buat dapetin beasiswa.
- Saya orangnya pemalas. Dan selalu mengerjakan segala sesuatu pas hari H. Makanya kegagalan saya apply beasiswa dulu-dulu itu karena saya ngerjainnya pas hari H, mepet deadline. Jadi hasilnya juga gak maksimal, kayak pengisian formulir atau buat essay. Makanya aplikasi beasiswa saya juga jadi gak mutu -_-
- Saya gak pernah bilang-bilang lg ngajuin beasiswa dan juga ga minta doa restu sama ortu. Niat awalnya sih, kalo keterima bikin ortu surprised, kalo gak keterima kan ortu juga gak ikut-ikutan sedih padahal sebelumnya udah ngarep kalo anaknya pasti lolos. Tapi, memang kalo ada apa-apa itu sebaiknya infoin ke ortu. Minta doain karena doa ortu itu kayak membuka pintu ijabah Allah subhanahu wata'ala. Alhamdulillah program ini mensyaratkan medical check up, yg bikin saya lapor ke mama, buat minta ijin dan duit hehe...
Terima kasih saya ucapkan kepada Inas, Rina, Mba Puput, Epep, Pipit, Bentar, Adjie, yg secara langsung maupun tidak langsung, baik sadar maupun gak sadar, telah memberikan saya support untuk lolos program Kizuna ini :D
Buat Ghesi, selaku adviser saya dalam menulis blog, makasih banyak yaaa :p
Segini aja dulu kali ya kisah saya dalam memburu beasiswa. Buat yg lagi pada ngejer beasiswa, semangat! Gagal itu wajar. Yg pada dapet beasiswa ke luar negeri itu juga mengalami kegagalan juga kok, bahkan ada yg sampe lebih dari 100 kali gagal baru akhirnya dapet kesempatan studi ke luar negeri gratis. Jadi kalo gagalnya belum nyampe 100 kali, jangan buru-buru nyerah dulu. Hehe. Tapi sebenernya yg penting, gimana kita bisa bangkit dari kegagalan itu dan tetep semangat ngejer beasiswa :)
Buat Ghesi, selaku adviser saya dalam menulis blog, makasih banyak yaaa :p
Segini aja dulu kali ya kisah saya dalam memburu beasiswa. Buat yg lagi pada ngejer beasiswa, semangat! Gagal itu wajar. Yg pada dapet beasiswa ke luar negeri itu juga mengalami kegagalan juga kok, bahkan ada yg sampe lebih dari 100 kali gagal baru akhirnya dapet kesempatan studi ke luar negeri gratis. Jadi kalo gagalnya belum nyampe 100 kali, jangan buru-buru nyerah dulu. Hehe. Tapi sebenernya yg penting, gimana kita bisa bangkit dari kegagalan itu dan tetep semangat ngejer beasiswa :)
